Selasa, 26 Januari 2016

Sang Cantigi (Vaccinium Varingiaufolium) di Jurang-Jurang Gunung Patah, Rimba Belantara Perbatasan Bengkulu- Sumsel


Ciri vegetasi pada sub alpin di cirikan dengan bentuk pohon yang rendah, kanopi atau tutupan tajuk tidak lebar, hal ini akan selalu tampak pada daerah puncak-puncak pegunungan.
Salah satu jenis pohon yang ditemukan oleh pendaki dari‪#‎SummitAdventure‬ ‪#‎Prabumulih‬ dan ‪#‎BlukarAdventure‬ ‪#‎TanjungEnim‬pada bulan september 2015 di Gunung Patah perbatasan Bengkulu -Sumsel, adalah jenis pohon Cantigi.
Pohon cantiggi ditemukan sejak ketinggian 2600 mdpl, dan tersebar di kawah gunung patah.
Populasi pohon Cantigi sekarang masih bisa ditemukan di hampir semua gunung di Indonesia. Cantigi merupakan tumbuhan yang tahan terhadap asap belerang dan tanah kawah beracun.
Tapi sayang banyak pendaki gunung yang tidak tahu dengan Cantigi. Cantigi masih kalah dengan kepopuleran Edelweis yang di puja dan menjadi legenda bunga abadi di puncak gunung oleh para pendaki.
Pohon Cantigi (Vaccinium Varingiaufolium) memiliki beberapa julukan antara lain, seperti Manis Rejo (Jawa), Cantigi (Sunda), Delima Montak (Kaltim). Pohon yang cantik ini biasanya hidup atau mudah terlihat di vegetasi menjelang puncak atau di puncak gunung, sama dengan wilayah tumbuhnya Edelweis.
Cantigi dominan tumbuh di hutan Sub Alpin. Juga ada yang hidup di pantai tetapi lebih terkenal Cantigi gunung.
Pohon Cantigi banyak memberikan bantuan terhadap pendaki, Akarnya yang kuat mencengkeram tanah dan tebing sering menjadi tumpuan atau pegangan pendaki ketika merangkak naik dan turun gunung.
Pohon ini pulalah yang melindungi pendaki dari terjangan badai dan juga menyediakan lantai yang nyaman untuk bivak. Ia hasilkan buah dan pucuk daun yang bisa dimakan bagi pendaki yang tersesat. Cantigi memiliki daya tahan yang hebat, dapat tumbuh di tempat yang tinggi dimana sedikit tersedia akses makanan dan nutrisi. Sehebat apapun badai, Cantigi tak akan tumbang. Kuat mengadapi cuaca yang ekstrim dingin, dan menepis panas yang lekang.
Populasi Cantigi bisa dinikmati dengan indah saat bulan Juli - Agustus, karena pada bulan - bulan tersebut Cantigi akan berbunga, bunganya kecil berwarna ungu gelap, berbentuk lonceng dan berbau seperti almond. Kayunya sangat keras, daunnya agak tebal. Ketika muda ia bewarna kemerahan, kemudian akan berubah menjadi oranye, kekuningan dan akhirnya hijau. Saat bulan itu juga Cantigi akan berbuah, berbentuk seperti beri warna hitam.
Dengan besarnya kegunaan yang diberikan, Cantigi dan pendaki sebaiknya saling menjaga. Mari kita mulai palingkan wajah dan harapan baik ke Cantigi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar