Rabu, 27 Januari 2016

MISTERI GUNUNG PATAH DI PERBATASAN BENGKULU - SUMSEL


BENGKULU - Selain memiliki gunung berapi Bukit Kaba di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, dengan tinggi sekira 1.938 Mdpl. Provinsi Bengkulu juga memiliki Gunung Patah setinggi 2.817 Mdpl, yang terletak di garis perbatasan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Tepatnya di kawasan hutan lindung Raje Mendare yang merupakan kawasan berhutan dengan memiliki mata air bagi dua provinsi, Bengkulu dan Sumsel

Gunung Patah itu diketahui memiliki tiga puncak utama, yakni Puncak Danau 2.550 Mdpl, puncak kawah 2.650 Mdpl dan puncak Gunung Patah masih 'perawan' alias belum ada jalur resmi untuk melakukan pendakian.
Namun, Gunung Patah masih menjadi misteri, apakah merupakan gunung vulkanis yang membahayakan atau hanya gunung api purba. Kerapatan vegetasi memperkaya ragam jenis satwa liar.
Gunung Patah itu berada di kawasan hutan lindung Raja Bendare, dengan wilayah titik terdekat dari Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, dan Desa Manau 9, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, atau sekira 6 hingga 7 jam dari Kota Bengkulu.
Salah satu tim ekspedisi pendaki Gunung Patah, R Tri Prayudhi menceritakan pendakian Gunung Patah yang telah dirintis sejak 2002. Itu tim lapangan yang terdiri dari sembilan orang dan lima manajemen tim.
Dalam ekpedisi itu, ia bersama rekannya yang alumni kampala, Tri Putra Kusuma, Mukti Aprian, dan Nopri Anto. Hanya saja, kata pria yang akrab disapa Jack ini, pendakian hanya mencapai titik 1.700 - 2.000 Mdpl, dengaan titik optimum 1.800 Mdpl, atau di sisi kanan Sungai Cawang Kidau.
Berdasarkan pengamatan lapangan, terang Jack, tim pendaki dari Kampala Unib, sempat menemukan beberapa spesies mamalia besar. Seperti owa, siamang, rusa sambar, jejak-jejak beruang, dan macan tutul. (abp
Tidak hanya itu, tumbuhan liar yang teridentifikasi di kawasan itu, ada 20 spesies anggrek hutan, armophopalus (bunga bangkai) Rafflesia Bengkuluensis, dan kantong semar.
''Jalur pendakian selama perjalanan merintis hutan, vegetasi rapat, berupa rotan manau. Lalu menyeberang dua sungai besar. Yakni Sungai Padangguci dan Sungai Cawang Kidau,'' kata pria yang juga senior Mapala Kampala Universitas Bengkulu (Unib) itu kepada Okezone, Selasa (26/1/2016).
Selanjutnya, beberapa rekan dari Mapala Palasostik Unib, kembali memulai melakukan eksplorasi melalui sisi timur dari Gunung Patah. Persisnya melalui Desa Candi yang masuk ke Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Ia menambahkan, pada Mei 2015 beberapa eks pendaki Gunung Patah dengan tambahan personel kembali mencoba melakukan eksplorasi.
''Kita belum dapat mencapai target berupa danau, kawah, dan puncak Gunung Patah di ketinggian 2.817 Mdpl karena berbagai keterbatasan. Berdasarkan report para pendaki, bahwa kawan Palasostik telah berhasil mencapai puncak patah, namun untuk kawah dan dan danau tidak ditemukan,'' jelas Jack.
Tidak sampai di situ, pada Agustus 2015 beberapa pendaki dari mahasiswa UMY mencoba melakukan eksplorasi dari jalur timur Sumatera Selatan. Misi berhasil, yakni mencapai puncak Gunung Patah.
Kemudian, pada September 2015 beberapa pendaki dari Muara Enim, Sumatera Selatan, mencoba mendaki dari sisi timur laut. Lalu berhasil menemukan tapal batas provinsi, juga di puncak kawah yang ketinggiannya 2.600 mdpl.
''Gunung Patah masih menjadi misteri, apakah merupakan gunung vulkanis yang membahayakan atau hanyalah gunung api purba. Kerapatan vegetasi memperkaya ragam jenis satwa liar. Dari peta satelit kawasan Gunung Patah merupakan salah satu hutan topis yang masih alami di sepanjang bukit barisan dari NAD hingga lampung,'' tambah Jack.
''Kita akan kembali menggelar explorasi Gunung Patah di bulan Mei 2016 mendatang guna mengetahui misteri Gunung Patah,'' pungkas Jack. (abp)
Gunung Patah itu diketahui memiliki tiga puncak utama, yakni Puncak Danau 2.550 Mdpl, puncak kawah 2.650 Mdpl dan puncak Gunung Patah.
M.OKEZONE.COM|OLEH OKEZONE.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar