Sabtu, 24 September 2016

Mantra-Mantra Dari Balik lembah Belantara Rimba, Sebuah Kekuatan Bagi Para Pendaki.

Mantra-Mantra dari lembah-lembah, Sebuah Kekuatan Bagi Para Pendaki.

Aku masih ingat, saat masih sekolah dulu, tepatnya saat masih duduk di bangku SMP, Seorang Kyai bertanya padaku, "apakah kesukaanmu (Hobby) Mendaki gunung nak ?" "Enggih Mas yai", jawabku singkat. Seorang ustad muda yang baru saja lulus dari gontor tersebut tetap saja aku harus memanggilnya kyai, walaupun muda, namanya anak kyai tetap harus di panggil kyai, dan untuk beberapa tahun lama beliau menjadi guru ngaji keluarga kami.

Itulah awal perkenalan kami, dan saya memulai berguru dengan beliau, banyak hal yang beliau ajarkan, tentang mengenal Gusti allah sejatinya, bahkan dalam mengaji beliau tak mengajurkan untuk mengqatamkan alquran, " kamu pahami arti dan makna dari kitab itu, satu-persatu kau baca arabnya dan bacalah tafsir terjemahannya, agar kau paham isinya bukan sekedar membaca huruf arab" itulah pesan beliau .

sebuah rapalan matra beliau berikan untuk di amalkan disaat kau mulai perjalanan, pendakianmu, atau pengelanaamu, agar kau di lindungi gusti allah, bacalah di mulai dengan al-fatihah dan bacalah  ini 


أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq  (HR. Muslim)
(HR. Muslim)

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya.

Siapa yang membaca doa ini dengan benar, maka ia akan terlindungi dari berbagai gangguan, keburukan, dan kejahatan (seperti sakit atau pengaruh buruk) yang ditimbulkan oleh makhluk yang memiliki keburukan dan potensi jahat, seperti jin, manusia, dan selainnya, baik yang nampak atau tersembunyi sehingga ia meninggalkan termpat tersebut. Seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut."


Buat saya doa itu adalah penuntun dalam perjalanan, pernah kami tersesat, atau pernah saya merasakan dinginnya badai yang menerpa tubuh kami di antara onak duri yang entah saat itu kami berada dimana,

Seorang senior menegurku, "boy ngapain komat kamit kelak ke sapo", aku tetap membaca doa-doa tersebut dalam hati sambil cengegesan. hehhehehe. Alhamdulillah hujan berhenti dan kami bisa menemukan camp.

Pernah juga di saat kaki kami sudah luka-luka, bahan logistik tinggal 1x makan, dan perjalanan balik masih 4  karvak lagi, yang di logikan gak masuk akal, dalam 3 jam bisa menembus hingga menemukan pondok-pondok perambah. Semuanya terlindungi atas doa-doa yang di mohonkan untuk perlindungan kami, Alhamdulillah semua di IJABAH.

Jika seseorang melakukan sebab syar'i (doa ini) yang diajarkan Nabi, lalu tidak didapatkan manfaatnya, maka itu bukan karena doanya yang ada cacat, salah atau tidak benar. Tetapi karena adanya mawani' (penghalang) dari dikabulkannya doa tersebut. - BUKAN karena doanya tidak mujarab, Maka hendaknya  introspeksi diri dan mencari tahu apa yang menghalangi dari terkabulnya doa perlindungan yang dibacanya tersebut. Mungkin, karena makanan yang tidak halal, banyaknya kemaksiatan yang dikerjakan, atau mungkin masih ada durhaka kepada orang tua. Wallahu Ta'ala A'lam

Lalu bagaimana jika saya pendosa ? gusti allah mboten sare dan maha tahu, asal bersungguh-sungguh dalam pemohonan pertolongan kepadaNYa.

"Tuhan, selama ini aku jarang berdoa padamu, tapi aku janji kalau Kamu menolongku, aku akan rajin menyembahmu" dan segeralah mengambil wudhu lakukan pertobatan.

Doa-doa yang dipanjatkan adalah mantera kekuatan dan perlindungan bagi para kita para pendaki," gunung adalah tempat suci, di mana gusti allah Menampakan Diri kepada Nabi Musa, dalam sebuah ayat di sebutkan "Gunung menjadi tempat Allah SWT memperlihatkan kebesarannya dan menyadarkan Nabi Musa AS untuk bertaubat. Ini dijelaskan dalam surat (QS: Al-A'raf Ayat: 143)

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS: Al-A'raf Ayat: 143)

Allah SWT begitu mengingatkan begitu pentingnya gunung bagi kehidupan umat manusia. Bahkan Allah menyebutkan gunung dalam Al-Qur’an. Semua ciptaan itu ada tujuannya agar manusia sujud pada penyembahan yang sebenarnya.  Semoga informasi ini menginspirasi dan terimakash sudah membaca.

DOA SEORANG PENDAKI, by sahabat pendaki #Emilwe


Tuhan,
kali ini aku mendaki gunung yang sedemikian tinggi.
aku tahu,
aku membawa beban yang berat.

aku tahu,
aku membawa tanya yang sedemikian sarat.

tapi dengan namaMu,
setapak demi setapak ikhlas aku jalankan.

tapi dengan rahmatMu,
kasar dan jalang, ikhlas aku tempakan.

aku tahu mungkin menemui angin dingin,
ganas badai -jurang -atau juga jalan yang licin.

beri aku ketabahan -beri aku kekuatan -beri aku jalan,

hingga suatu ketika :
ijinkan aku menjejakkan kaki disana,
di puncak tertinggi.

melihat cahaya merah matahari terbit,
duduk ta’zim dalam genggaman -diriMu
yang menganugerahkan kepuasan dan ketakjuban,
sampai sedemikian dalam.

Amin.

Source Lentera Merah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar